Kegiatan PMT telur bagi balita starting di kantor desa Bungungloe kabupaten jeneponto

Kegiatan PMT telur bagi balita starting di kantor desa Bungungloe kabupaten jeneponto

Admin 21 Apr 2025
Pemerintah Desa Bungungloe, Kabupaten Jeneponto, meluncurkan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa telur bagi balita sebagai upaya meningkatkan gizi dan mencegah stunting di wilayah tersebut. Acara pembukaan yang digelar di kantor desa pada Senin (15 Juli 2024) dihadiri oleh Kepala Desa, kader Posyandu, perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten, serta puluhan orang tua balita. Dalam sambutannya, Kepala Desa Bungungloe menekankan pentingnya asupan protein hewani bagi tumbuh kembang anak, terutama di masa emas pertumbuhan. “Program ini merupakan bentuk kepedulian desa terhadap masa depan generasi muda. Telur dipilih karena mudah diakses, terjangkau, dan kaya nutrisi,” ujarnya. Kegiatan ini menjadi bagian dari inisiatif desa dalam mendukung target pemerintah kabupaten untuk menurunkan angka stunting sebesar 30% pada 2025.

Pelaksanaan PMT telur dilakukan secara terstruktur dengan melibatkan kader Posyandu dan tim kesehatan desa. Setiap balita yang terdaftar akan menerima satu butir telur rebus tiga kali seminggu, disertai dengan pemantauan berat badan dan tinggi badan secara berkala. Pada sesi pertama, orang tua balita juga diberikan edukasi tentang cara pengolahan telur yang higienis serta kombinasi makanan pendamping ASI (MPASI) yang seimbang. Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto turut menyediakan materi pelatihan tentang pola asuh dan deteksi dini gejala gizi buruk. Selain distribusi telur, kegiatan ini diisi dengan demo masak oleh tim ahli gizi yang memperlihatkan kreasi menu berbahan dasar telur, seperti puding telur dan omelet sayur, untuk memvariasikan asupan nutrisi balita.

Keberlanjutan program PMT telur menjadi prioritas dalam perencanaan anggaran desa. Pemerintah Desa Bungungloe berkomitmen mengalokasikan dana desa dan menggandakan swadaya masyarakat untuk memastikan ketersediaan stok telur hingga akhir tahun 2024. Selain itu, dibentuk tim monitoring yang terdiri dari perangkat desa, kader Posyandu, dan perwakilan orang tua untuk mengevaluasi progres kesehatan balita setiap bulan. “Kami juga akan menjalin kerja sama dengan peternak ayam lokal agar pasokan telur tetap stabil dan harga terjangkau,” tambah Kepala Desa. Antusiasme masyarakat terlihat dari tingginya partisipasi orang tua yang mendaftarkan anaknya, bahkan beberapa warga turut menyumbangkan telur dari ternak pribadi. Melalui sinergi antar-pihak, program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan status gizi balita, tetapi juga memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat di Desa Bungungloe.